ALTERASI HIDROTERMAL ENDAPAN SINABAR DAERAH BUKIT TEMBAGA, IHA – LUHU, PULAU SERAM, MALUKU

HYDROTHERMAL ALTERATION OF CINNABAR DEPOSIT IN TEMBAGA HILL, IHA – LUHU - SERAM ISLAND, MALUKU

  • Herfien Samalehu Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, Pemerintah Daerah Provinsi Maluku
  • Arifudin Idrus Departemen Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
  • Nugroho Imam Setiawan Departemen Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Kata Kunci: Alterasi, hidrotermal, illit±kaolinit, illit±klorit, illit±smektit±kaolinit

Abstrak

Daerah Iha – Luhu berlokasi di bagian barat Pulau Seram yaitu sekitar 59,2 km dari Kota Piru. Secara geografis terletak pada 128o0’35” s.d 128o2’42” BT dan 3o20’40” s.d 3o22’05” LS dan termasuk dalam wilayah Kecamatan Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku. Wilayah Iha – luhu tersusun atas litologi batuan metapelitik dan batuan malihan berderajat rendah yaitu satuan meta batupasir kuarsa – muskovit dan filit quarsa – muskovit serta ditutupi secara tidak selaras oleh endapan aluvial diatasnya.

Daerah penelitian mempunyai tiga zona alterasi hidrotermal yaitu zona alterasi illit±kaolinit, zona alterasi illit±klorit dan zona alterasi Illit±smektit±kaolinit. Zona alterasi illit±kaolinit dicirikan dengan himpunan mineral lempung yaitu illit dan kaolinit. Alterasi ini berasosiasi dengan meta-batulanau kuarsa-muskovit dan dominan pada meta-batupasir kuarsa-muskovit. Intensitas alterasi sedang – kuat (moderate to strong altered) dengan parameter presentase kehadiran mineral alterasi > 75 %. Berdasarkan kumpulan mineral alterasi kaolinit dan illit, maka zona alterasi illit±kaolinit terbentuk pada temperatur <220o-300oC.  Zona Alterasi illit±klorit berasosiasi dengan pengayaan endapan bijih cinnabar tipe urat (fracture -related mineralization) dan disseminated dimana pola alterasi merupakan pola alterasi pervasive. Zona ini dicirikan oleh kehadiran mineral lempung mika (illit) dengan kehadiran klorit dan kuarsa. Alterasi illit±klorit lebih dominan berasosiasi dengan filit kuarsa-muskovit dan meta-batulanau kuarsa-muskovit serta menyebar di bagian tengah Bukit Tembaga. Suhu pembentukan zona alterasi ini diperkirakan 250o - 300o C.

Zona alterasi illit±smektit±kaolinit menyebar secara luas di puncak Bukit Tembaga hingga pedataran rendah dengan luas area mencapai > 9,6 Km2. Alterasi ini menyelubungi alterasi illit±klorit dan illit±kaolinit dengan pola alterasi pervasive dan intensitas alterasi tinggi/kuat (strong altered). Lempung pada zona ini merupakan alterasi mineral muskovit/serisit dan plagioklas. Kehadiran smektit pada zona alterasi ini mencerminkan kedalaman vertikal yang relatif jauh dari zona bijih (ore) atau pada bagian atas/top formasi dengan temperatur yang cenderung lebih rendah dibandingkan illit dan kaolinit. Suhu pembentukan zona alterasi ini diperkirakan pada temperatur 220o-300o C.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Corbett, G.J. dan Leach, T.M., 1996. Southwest Pacific Rim Gold-Copper System: Structure, Alteration and Mineralization SEG Special Publication No.6.Auckland, New Zealand.

Kemp, G., Mogg, W., 1992. A re-appraisal of the geology, tectonics and prospectivity of Seram Island, Eastern Indonesia. Proceedings of Indonesian Petroleum Association 21st Annual Convention, 521–552

Kingston Morrison, K., 1995. Important Hydrothermal Minerals and Their Significance. Geothermal and Mineral Services Division, Kingston Morrison Limited.

Lawless, J.V., White, P.J., 1997. Important Hydrothermal Minerals and Their Significance. Geothermal and Mineral Services Division, Kingston-Morrison Ltd., 7th edition.

Patria, A., Hall, R. 2018. Oblique Intraplate Convergence of the Seram Trough, Indonesia. Bulletin of the Marine Geology, 33, 41 - 58

Pownall, J.M., Hall, R. and Watkinson, I.M. 2013. Extreme extension across Seram and Ambon, eastern Indonesia: evidence for Banda slab rollback. Solid Earth, 4: 277–314.

Reyes, A.G., 1990. Petrology of philipine geothermal systems and the application of alteration mineralogy to their assessment. Journal of volcanology and geothermal research, 43, 279-330.

Samalehu, H., 2021. Geologi, karakteristik dan mineralisasi hidrotermal batuan metamorf kompleks Tehoru dan Taunusa di Pulau Seram, Indonesia. Disertasi. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Thompson, A.J.B, dan Thompson, J.F.H. 1996. Atlas of Alteration A Field and Petrographic Guide to Hydrothermal Alteration Minerals. Geological Association of Canada, Mineral Deposits Division, Department Of Earth Sciences, 118p.

Tjokrosapoetro, S., Achdan, A., Suwitodirdjo, S., Rusmana, E.,Abidin, H.Z., 1993. Pemetaan Geologi lembar Ambon sekala 1 : 250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Tjokrosapoetro, S., Budhitrisna, T., 1982. Geology and tectonics of the northern Banda Arc. Bulletin of the Indonesian Geological Research and Development Centre, 6, 1–17.

White, T.L., 1996. Cryogenic Alteration of Clay and Silt Microstructure, Implication for Geotechnical Properties. Ottawa: Carleton University.

Diterbitkan
2022-11-24
Bagian
Buletin Sumber Daya Geologi