STUDI GEOKIMIA ENDAPAN SUNGAI AKTIF UNTUK MENDELINEASI AREA PROSPEK MINERALISASI LOGAM DI BAGIAN SELATAN KABUPATEN BLITAR, PROVINSI JAWA TIMUR

  • Calvin Nanda Suratman Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung
  • Bambang Priadi Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung
  • Sulaeman Sulaeman Bidang Mineral, Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi, Badan Geologi
  • Hartaja Hatta Wicaksono Bidang Mineral, Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi, Badan Geologi
Kata Kunci: Kabupaten Blitar, Geokimia, Endapan Sungai Aktif, Anomali, Asosiasi Unsur

Abstrak

Daerah penelitian secara administratif terletak di Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur. Secara geografis, daerah penelitian terletak pada koordinat 112°05’09”- 112°15’45” Bujur Timur dan 8°11’53”- 8°18’47” Lintang Selatan atau 619625 – 639039 mT dan 9080860 – 9093645 mU zona 49S datum WGS1984 dengan luas 248,5 km2.

 

Menurut pembagian zona fisiografi Jawa Timur, daerah penelitian termasuk ke dalam Zona Pegunungan Selatan yang memiliki potensi mineral logam mulia dan logam dasar. Stratigrafi daerah penelitian berdasarkan literatur dari tua ke muda terdiri dari 6 satuan batuan, yaitu Formasi Mandalika, Formasi Campurdarat, Batuan Terobosan, Formasi Nampol, Formasi Wonosari, dan Aluvium.

 

Penelitian bertujuan untuk mendelineasi area prospek mineralisasi logam dengan menganalisis hubungan antara geologi dengan geokimia daerah penelitian. Data geokimia yang dianalisis pada penelitian ini berupa data kandungan unsur Ag, Mo, Pb, Zn, Mn, Cu, Au, dan As dari contoh endapan sungai aktif. Analisis Geokimia dilakukan ke dalam dua tahap yaitu analisis univariat yang bertujuan untuk menentukan nilai ambang unsur dan analisis multivariat yang bertujuan untuk menentukan kelompok asosiasi unsur.

 

Analisis univariat yang dilakukan menghasilkan nilai ambang unsur sebagai berikut; Ag 0,06 ppm, Mo 5,89 ppm, Pb 17,8 ppm, Zn 232 ppm, Mn 2.883 ppm, Cu 77 ppm, Au 0,0733 ppm, dan As 31 ppm. Sedangkan hasil analisis multivariat menunjukkan menunjukkan terdapat dua kelompok asosiasi unsur pada daerah penelitian, yaitu; Ag-Mo-Pb dan Zn-Mn-Cu-Au- As. Tipe mineralisasi pada daerah penelitian yang diperoleh dari asosiasi unsur tersebut adalah tipe Carlin dan tipe epitermal. Hasil analisis geokimia kemudian dihubungkan dengan kondisi geologi daerah penelitian sehingga dapat ditentukan area prospek. Area prospek pada daerah penelitian ini terbagi ke dalam tiga kelompok yaitu, area prospek Ag-Mo-Pb yang terletak di hulu sungai pada daerah Ngrejo, Pasiraman, Kalibawang, Centung, Besole, dan Sumberglagah; area prospek Zn-Mn-Au-As yang terletak di hulu sungai pada daerah Sumberboto, Kepek, dan Sumberwringin; serta area prospek Cu yang terletak pada sungai di daerah Centung.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

##submission.authorBiographies##

##submission.authorWithAffiliation##
Penyelidik Bumi pada subbidang mineral logam bidang mineral PSDMBP, konsentrasi pada eksplorasi endapan mineral logam
##submission.authorWithAffiliation##
Penyelidik Bumi pada subbidang mineral logam bidang mineral PSDMBP, konsentrasi pada eksplorasi endapan mineral logam

Referensi

Anonim (2003) : Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional, Provinsi Jawa Timur.

Darman, H. dan Sidi, F.H. (2000): An Outline of The Geology Indonesia, Ikatan Ahli Geologi Indonesia.

Evans, A.M. (1993): Ore Geology and Industrial Minerals an Introduction. Edisi Ketiga. Blackwell Scientific Publications, London.

Howard, A. D. (1967): Drainage analysis in geologic interpretation: a summation. AAPG bulletin, 51(11), 2246-2259.

Karypis, G., Han, E., dan Kumar, V. (1999): Chameleon: hierarchical clustering using dynamic modeling. IEEE Computer, Vol. 32, Issue 8, Aug 1999.

Levinson, A.A. (1980): Introduction to Exploration Geochemistry. Edisi Kedua. Applied Publishing, Illinois.

Nelson, C.E., 1990. Comparative geochemistry of jasperoids from Carlin type gold deposits of The Western United States. In: J.W. Hedenquist, N.C. White and G. Siddeley (Editors), Epithermal gold mineralization of The Circum Pacific: Geology, geochemistry, origin and exploration, II. Journal of Geochemical Exploration 36: 171-195.

Rose, A.W., Hawkes, H.E., dan Webb, J.S. (1979): Geochemistry in Mineral Exploration. Edisi Kedua. Academic Press, London.

Sinclair, A.J. (1987): Statistical Interpretation of Soil Geochemical Data, Exploration, The Association of Exploration Geochemists, Vol. 4.

Sjarifudin, M.Z. dan Hamidi, S. (1992): Geologi Lembar Blitar, Jawa skala 1:100.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Suprapto, S. J. (2006): Geokimia regional Sulawesi bagian Utara percontoh endapan sungai aktif-80 mesh. Indonesian Journal on Geoscience, 1(2), 73-82.

Surjadi, P.A. (1976): Pendahuluan Teori Kemungkinan dan Statistika. Penerbit ITB, Bandung.

Suroto, M.I. (2005): Prospeksi geokimia berdasarkan analisis statistik data konsentrasi conto endapan sungai aktif dan konsentrat dulang di daerah Sungai Mentebah dan sekitarnya, Kalimantan Barat, Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Sutisna, D.T., Sunuhadi, D.N., Pujobroto, A., dan Herman, D.Z. (2006): Perencanaan eksplorasi cebakan nikel laterit di daerah Wayamli, Teluk Buli, Halmahera Timur sebagai model perencanaan eksplorasi cebakan nikel laterit di Indonesia. Buletin Sumberdaya Geologi, Vol.1 Nomor 3, hlm. 48-56.

van Bemmelen, R.W. (1949): General Geology of Indonesia and Adjecent Archipelagoes, The Hague, Martinus Nijhoff, Vol. 1A, Netherlands.

Widodo, W., & Simanjuntak, S. (2002). Hasil Kegiatan Eksplorasi Mineral Logam Kerjasaman Teknik Asing Daerah Pegunungan Selatan Jawa Timur (JICA/MMAJ-Jepang) dan Cianjur (KIGAM-Korea). Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA.2002.

Diterbitkan
2019-11-30
Bagian
Buletin Sumber Daya Geologi