STRUKTUR SISTEM PANAS BUMI DAERAH CUBADAK BERDASARKAN PEMODELAN INVERSI 3-D DATA MAGNETOTELURIK

  • Wiwid Joni Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi
  • Tony Rahadinata Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi

Abstrak

Daerah panas bumi Cubadak terletak di Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat. Keberadaan sistem panas bumi di daerah Cubadak ditandai oleh munculnya mata air panas berupa mata air panas Cubadak, Sawah Mudik, dan Talu dengan temperatur antara 37,1oC dan 74,8oC. Survei magnetotelurik (MT) telah dilakukan oleh Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara, dan Panas Bumi, Badan Geologi, di daerah tersebut pada Tahun 2012, yang bertujuan untuk mengidentifikasi sistem panas bumi Cubadak. Penggunaan pemodelan inversi 3-D terhadap data MT diharapkan dapat mendelineasi dengan baik struktur sistem panas bumi Cubadak.

Berdasarkan pemodelan 3-D dihasilkan suatu struktur tahanan jenis, yang memiliki zona rendah (lebih kecil dari 11 Ohm-m) di sekitar manifestasi panas bumi Cubadak dan Sawah Mudik, diinterpretasikan sebagai zona alterasi argilik, masing-masing mulai pada kedalaman 100 meter dan 250 meter, serta bertindak sebagai batuan penudung bagi sistem panas bumi Cubadak. Sementara itu, keberadaan top reservoir dari sistem tersebut diidentifikasi berada di bawah manifestasi Cubadak pada kedalaman 1.000 meter, sedangkan di bawah manifestasi Sawah Mudik pada kedalaman 1.250 meter.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Arnason, K., dan Flovenz, O.G., 1992, Evaluation of physical methods in exploration of rifted volcanic crust: Geothermal Resources Council Transactions, 16, 207-214.

Avdeeva, A., Moorkamp, M., Avdeev, D., Jegen, M., and Miensopust, M., 2015, Three-dimensional inversion of magnetotelluric impedance tensor data and full distortion matrix” Geophysical Journal International 202, 464-481.

Cumming, W., dan Mackie, R., 2010, Resistivity Imaging of Geothermal Resources Using 1D, 2D, and 3D MT Inversion and TDEM Static Shift Correction Illustrated by a Glass Mountain Case History.

Grandis, H., 2009, Pengantar pemodelan inversi geofisika, Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI).

Nurhadi, M., Widodo, S., Soetoyo, Sulaeman, B., 2009, Penyelidikan Terpadu Daerah Panas Bumi Cubadak, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.

Siripunvaraporn, W., Egbert, G., Lenbury, Y., Uyeshima, M., 2005, Three Dimensional magnetotelluric inversion: data-space method, Physics of the Earth and Planetary Interiors 150, 3-14.

Siripunvaraporn, W., 2006, WSINV3DMT version 1.0.0 for Single Processor Machine, User Manual, Department of Physics, Faculty of Science Mahidol University, Rama 6 Rd., Rachatawee, Bangkok 10400.

Simpson, F. and Bahr, K., 2005, Practical Magnetotellurics, Cambridge University Press.

Uchida, T., and Mistsuhata, Y., 1995, Two-dimensional inversion and interpretation of magnetotelluric data in the Sumikawa geothermal field, Japan: Geological Survey of Japan, Report Np. 282, 17-49.

Vozoff, K.,1990, Magnetotelluric: Principle and Practice, Volume 99, No 4, pp. 441-471, Proc. Indian Acad. Sci. (Earth Planet. Sci.).

Diterbitkan
2018-05-31
Bagian
Buletin Sumber Daya Geologi