DISTRIBUSI KUAT GESER BATUAN PADA FORMASI MUARAENIM YANG MENGANDUNG BATUBARA DI KECAMATAN MERAPI BARAT, KABUPATEN LAHAT, PROVINSI SUMATERA SELATAN

  • Nur Hamid Universitas Padjadjaran
  • Hendarmawan Hendarmawan Universitas Padjadjaran
  • Dicky Muslim Universitas Padjadjaran
  • Budi Nurani Ruchjana Universitas Padjadjaran

Abstrak

Masalah kemantapan lereng sering ditemukan dalam operasi penambangan terutama pada dinding penggalian tambangnya. Kegiatan produksi akan terganggu apabila lereng-lereng yang terbentuk sebagai akibat dari proses penambangan  tidak stabil. Suatu tambang terbuka belum tentu memiliki besar sudut kemiringan lereng yang sama, hal ini diantaranya akibat dari kuat geser batuan (τ) yang merupakan indeks kualitas batuan, semakin kecil kuat geser batuan maka semakin lemah kekuatan batuan dalam menyangga beban dan akan menjadi bidang lemah yang mudah longsor. Dalam penelitian ini digunakan metode pemetaan geologi dan analisis gama ray dari 43 lubang bor. Metode Kriging digunakan untuk mengetahui distribusi kuat geser batuan di daerah penelitian. Hasil analisis metode Kriging memperlihatkan distribusi kuat geser batuan yang mempunyai nilai rendah yaitu 200 ton/m2 mengarah ke selatan semakin menyempit dan secara vertikal distribusinya semakin dalam semakin berkurang.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Anonim, 2016. Neraca sumber daya dan cadangan batubara di Indonesia, Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi.

Awal, A.A., Yasin, H., Rahmawati, R., 2013, Estimasi Kandungan Hasil Tambang Menggunakan Ordinary Indikator Kriging, JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 1.

Azizi, A.A., 2011, Karakterisasi Parameter Masukan untuk Analisis Kesetabilan lereng tunggal (Studi kasus di PT. Tambang Batubara Bukit Asam TBK, Tanjung Enim, Sumatera Selatan), Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 Palembang, 26-27 Oktober 2011.

Bassiouni, Z., 1994. Theory Measurement and interpretation of Well Logs. Texas. USA.

Boggs, S., 2006. Principle of Sedimentology and Stratigraphy Fourth Edition. New Jersey: Merril Publishing.

De Coaster, 1974, The Geology of the Central and South Sumatera Basin, Proceeding Indonesia Petroleum Association - 3rd Annual Convention.

Dewan, J.T., 1983. Essentials of Modern Open Hole Log Interpretastion. Tulsa, Oklahoma: Pennwell Corp.

Dipatunggoro, G., dan Zakaria, Z., 2012, Kajian geoteknik terhadap formasi Tanjung di Pit Sayuna, Satui, Kalimantan Selatan, dengan menggunakan metode Slope Mass Rating, Buletin of Scientific Contribution, Volume 10, Nomor 2, Agustus 2012.

Doveton, J.H., 1986. Log Analysis of Subsurface Geology. USA: John Wiley and Sons, Inc.

Gafur, S., 1986, Peta Geologi Lembar Lahat, peta geologi regional bersistem skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G) Bandung.

Munadi, S., 2005, Pengantar Geostatistik, Universitas Indonesia, Jakarta.

Nichols, G., 2009. Sedimentology and Stratigraphy. United Kingdom: Balckwell.

Pangemanan, V.G.M., Turangan A.E, Sompie O.B.A, 2014, Analisis kesetabilan lereng dengan metode Fellenius (Studi Kasus: Kawasan Citraland) , Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014.

Sagala, P.S.S., 2014, Studi Pengaruh Penambahan Tanah Lempung A-7 Terhadap Kuat Geser Tanah Pasir Sungai, Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, Vol.2, No.2, Juni 2014.

Selley, R.C., 1988. Ancient Sedimentary Environments Third Edition.Cornell University Press, Ithaca, N.Y.

Seru, I., Zakaria, Z., dan Muslim, D., 2015, Orientasi Inti Batuan Hasil Pemboran Pada Rancang Lereng Tambang Emas Terbuka Araren di PT. Tambang Tondano Nusajaya, Sulawesi Utara, buletin Sumber Daya Geologi, Volume 10, No. 3, November 1015.

Shaylendra, Y., 2012, Lingkungan Pengendapan Formasi Talang Akar Pada Lapangan Cekungan Sumatera Selatan Berdasarkan Data Core dan Wireline Log, e-Jurnal Mahasiswa, Vol 1, No 1.

Diterbitkan
2016-11-30
Bagian
Buletin Sumber Daya Geologi