POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN TIMAH PUTIH DI INDONESIA

  • Sabtanto Joko Suprapto Pusat Sumber Daya Geologi

Abstract

Timah putih di alam dijumpai dalam bentuk cebakan primer dan sekunder. Cebakan sekunder merupakan sumber daya utama, yaitu berupa cebakan letakan terdapat pada tanah residu dari cebakan primer, dan berupa cebakan aluvial darat maupun lepas pantai. Pengusahaan timah putih telah berlangsung
ratusan tahun, dengan meninggalkan wilayah bekas tambang yang umumnya sampai saat ini masih diusahakan kembali oleh masyarakat maupun pelaku usaha pertambangan sekala kecil maupun besar.


Penambangan di lepas pantai dengan kapasitas jangkauan kedalaman terbatas sekitar 50 meter,masih meninggalkan sumber daya yang terdapat pada kedalaman yang lebih besar. Kebutuhan dunia yang meningkat disertai kecenderungan harga yang terus meningkat sangat tajam menyebabkan cut off grade (COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi untuk diusahakan. Pengusahaan sumber daya timah putih dapat dilakukan dengan peralatan sangat sederhana, atau menggunakan teknologi tinggi, sehingga dapat digunakan untuk lahan pengembangan usaha
pertambangan rakyat sekala kecil maupun usaha pertambangan sekala besar.


Indonesia sebagai negara eksportir timah putih terbesar di dunia, berpeluang untuk menjadi pengendali harga timah di pasar dunia. Pemanfaatan timah putih untuk konsumsi domestik yang lebih besar akan memberikan nilai tambah berganda dan efek berganda terhadap pertumbuhan industri di dalam negeri
dan penyediaan lapangan kerja.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.2008.,2007.Neraca Sumber Daya Mineral 2007.

Adnan, H., 2006. Strong Demand to Keep Tin Prices High, http://biz.thestar.com.my

Bishop, D., dan Kettle, P., 2006. Global Tin Consumption Tops 1,000 Tonnes Per Day. ITRI

Carlin, F., 2008. Mineral Information, USGS, http://minerals.usgs.gov/minerals/

Herman, Z., Suhandi, Fujiyono, H., dan Putra, C., 2005. Pemantauan dan Evaluasi Konservasi di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung

Mithchel, A.M.G, 1979. Rift Subduction and Collision Tin Belts, Geol. Soc. Malaysia. Bull.vol.11

Muhibat, 2007. Koin Kuno; Mengungkap Sejarah Kesultanan Palembang Darussalam, Sriwijaya Pos, Palembang.

Pamungkas, P., 2006. Kajian Pertambangan Timah Kita, http://klastik.wordpress.com/

Rohmana, dan Suprapto, S.J., 2008. Penyelidikan Bahan Galian pada Wilayah Bekas Tambang, Pulau Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau. Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung

Strong, D.F., 1990, A Model for Granophile Mineral deposits, Ore Deposit Models, Geoscience Canada, Ontario Taylor, R.G., 1979. Geology of Tin Deposits. Elsevier Scientific Publishing Company, Canada

http://id.wikipedia.org/wiki/Timah

http://minerals.usgs.gov/minerals/pubs/commodity/tin/index.html

http://sn-tin.info/production.html.

http://www.bappenas.go.id/index.php

http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Timah/

http://timah.com/

Published
2008-08-02
Section
Buletin Sumber Daya Geologi