Desain Lereng Final Dengan Metode Rmr, Smr Dan Analisis Kestabilan Lereng: Pada Tambang Batubara Terbuka, Di Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan

  • Galih W. Swana Fakultas Geologi, Universitas Padjadjaran
  • Dicky Muslim Fakultas Geologi, Universitas Padjadjaran
  • Irvan Sophian Fakultas Geologi, Universitas Padjadjaran

Abstract

Dalam menentukan kemiringan desain final lereng yang dibentuk, salah satu caranya ialah dengan menggunakan metode geomekanik melalui penentuan nilai Rock Mass Rating(RMR) dan nilai Slope Mass Rating (SMR). Namun, dari nilai SMR tidak diketahui faktor keamanan dari lereng tersebut sehingga diperlukan analisis kestabilan lereng. Nilai kemiringan lereng dan faktor keamanannya dapat menjadi acuan untuk membuat desain lereng final yang representatif. Penelitian dilakukan di tambang terbuka yang terdapat di Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Daerah penelitian terletak pada Formasi Warukin dengan unit stratigrafinya yaitu batupasir (pasir kasar - halus), mudstone dan carbonaceous mudstone, serta batubara dengan jurus N 80°– 90° E dan kemiringan 29°-35°. RMR pada section Sidewall berkisar antara 25- 59, dan SMR berkisar antara 30,1°– 59°; pada section Western Lowwall atau data bor AGT-02 dan AGT-03 berkisar antara 20 - 55 dan SMR berkisar antara 20°– 55°. Pada section Western Highwall RMR berkisar antara 34 -71 dan SMR berkisar antara 33,06° – 71°. Pada section Eastern Lowwall RMR berkisar antara 20-55 dan SMR berkisar antara 20° – 54,96°. Pada section Eastern Highwall RMR berkisar antara 29-79 dan SMR berkisar antara 29°–52°. Dari hasil analisis kestabilan lereng, pada umumnya nilai kemiringan lereng hasil dari nilai SMR berada pada kondisi labil sampai stabil sehingga perlu dilakukan penurunan muka air tanah pada beberapa bagian agar dihasilkan desain final lereng yang stabil.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Bieniawski, Z.T. 1989. “Engineering Rock Mass Clasification : A Complete Manual for Engineers and Geologist in Mining, Civil, and Petroleum Engineering”. Canada : John Wiley & Sons Inc.

Bowles, E., Joseph. 1984. Physical and Geotechnical Properties of Soil: Second Edition. New York : McGraw-Hill. Hal. 525-548

Eberhardt, E. 2005. Geotechnical Engineering Practice & Design : Lecture 7 : Limit Equilibrium. EOSC.

Hirnawan, F. 2009. Pendidikan dan Pelatihan Analisis Kestabilan Lereng: Metode RMR dan SMR. Bandung: Pusdiklat Geologi.

Hoek, E., Carranza-Torres, C., dan Corkum, B. 2002. Hoek-Brown Failure Criterion, 2002 Edition. Toronto: Dept. of Civil Engineering, University of Toronto.

Hoek, E., and Marinos, P. 2007. A Brief History of the Development of the Hoek Brown Failure Criterion, Brazilian Journal of Soil and Rocks, No. 2

Krahn, J. 2004. Stability Modelling with Slope/W an Engineering Methodology, Geo_Slope/W. Canada International Ltd.

Romana, M.R. 1993. A Geomechanical Classification for Slopes: Slope Mass Rating. Spain: Universidad Politécnica Valencia.

Sikumbang N. dan Heryanto R., 1994: Peta Geologi Lembar Banjarmasin 1712, Kalimantan, skala 1:250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G) Bandung.

Sjoberg, J. 1997. Estimating Rock Mass Strength Using the Hoek-Brown Failure Criterion and Rock Mass Classification. Sweden : Lulea University of Technology Division of Rock Mechanics.

Published
2012-08-08
Section
Buletin Sumber Daya Geologi