CEBAKAN EMAS PRIMER DI LEBONG TANDAI KABUPATEN BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU

  • Ridwan Arief Pusat Sumber Daya Geologi

Abstract

Dekade ini merupakan kebangkitan penyelidikan emas di Indonesia, sehingga
beberapa daerah bekas tambang yang tersisa mulai dilirik untuk dievaluasi kembali dan merupakan harta karun yang terpendam. Lebong Donok merupakan salah satu sasaran reevaluasi daerah bekas tambang, terletak di Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.

Formasi Hulusimpang merupakan susunan batuan yang termineralisasi seperti yang ditemukan di Lebong Tandai, yaitu berupa batuan vulkanik andesitik dengan selang seling batupasir tufaan sedikit gampingan berumur Miosen. Batuan tersebut terpatahkan dan diintrusi oleh beberapa retas andesit dan termineralisasi dengan arah timur-barat, yang merupakan struktur orde dua dari Patahan Sumatra.


Dari hasil penyelidikan rinci di dalam wilayah bekas tambang, ditemukan mineralisasi emas-perak epitermal sulfida rendah di Lebong Tandai hingga Aer Noar yang berbatasan dengan emas-tembaga epitermal sulfida tinggi di Lobang Baru. Potensi tersebut didukung dengan hasil analisis kimia batuan dan pola jurus serta urat-urat kuarsa yang sejajar dengan pola struktur yang ada. Pada tingkat atas ditemukan adanya assosiasi antara emas dengan kalsedon di Lebong Tandai, sedangkan urat kuarsa bersama pita-pita khlorit ditemukan pada posisi bagian tengah dan mengandung emas tinggi berupa ”stockwork” kuarsa. Sebagai tindak lanjut penyelidikan, pemboran uji akan dilakukan untuk mengetahui sisa tambang yang masih dapat dimanfaatkan. Dengan demikian endapan mineral emas di wilayah ini diharapkan dapat ditambang pada waktu yang akan datang.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Dekade ini merupakan kebangkitan penyelidikan emas di Indonesia, sehingga beberapa daerah bekas tambang yang tersisa mulai dilirik untuk dievaluasi kembali dan merupakan harta karun yang terpendam. Lebong Donok merupakan salah satu sasaran reevaluasi daerah bekas tambang, terletak di Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.

Formasi Hulusimpang merupakan susunan batuan yang termineralisasi seperti yang ditemukan di Lebong Tandai, yaitu berupa batuan vulkanik andesitik dengan selang seling batupasir tufaan sedikit gampingan berumur Miosen. Batuan tersebut terpatahkan dan diintrusi oleh beberapa retas andesit dan termineralisasi dengan arah timur-barat, yang merupakan struktur orde dua dari Patahan Sumatra.

Dari hasil penyelidikan rinci di dalam wilayah bekas tambang, ditemukan mineralisasi emas-perak epitermal sulfida rendah di Lebong Tandai hingga Aer Noar yang berbatasan dengan emas-tembaga epitermal sulfida tinggi di Lobang Baru. Potensi tersebut didukung dengan hasil analisis kimia batuan dan pola jurus serta urat-urat kuarsa yang sejajar dengan pola struktur yang ada. Pada tingkat atas ditemukan adanya assosiasi antara emas dengan kalsedon di Lebong Tandai, sedangkan urat kuarsa bersama pita-pita khlorit ditemukan pada posisi bagian tengah dan mengandung emas tinggi berupa ”stockwork” kuarsa.

Sebagai tindak lanjut penyelidikan, pemboran uji akan dilakukan untuk mengetahui sisa tambang yang masih dapat dimanfaatkan. Dengan demikian endapan mineral emas di wilayah ini diharapkan dapat ditambang pada waktu yang akan datang.

Published
2009-11-12
Section
Buletin Sumber Daya Geologi