VULCANO TEKTONIC DEPRESTION DI LAPANGAN PANAS BUMI SEMBALUN, LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT

  • Soetoyo Soetoyo Pusat Sumber Daya Geologi

Abstract

Vulkano Tektonik yang terjadi pada Zaman Kuarter mengakibatkan Gunungapi tua Sembalun ini terbentuk sebuah kaldera pada bagian puncaknya. Pada saat ini lantai kaldera dengan ketinggian lebih dari 1000 meter diatas permukaan laut berupa dataran dan morfologi bergelombang lemah berada di sekitar Sembalun Bumbung dan Sembalun Lawang. Kaldera berbentuk tapal kuda
membuka ke arah utara bergaris tengah lebih dari 1 km. Satuan batuan tertua dibentuk oleh Satuan Lava Sembalun terdiri dari lava andesit, andesit piroksen (dominan) dan basaltik, serta breksi lava dan piroklastik sebagai hasil erupsi gunungapi tua Sembalun. Penyebarannya sepanjang satuan geomorfologi sisa tubuh gunungapi tua Sembalun, merangkai dari G. Pergasingan, G. Batujang, G. Anakdare, G. Asah, G. Seladare, G. Nangi, G. Bonduri dan G. Lelonten membentuk dinding Kaldera Sembalun. Satuan Endapan Aliran Piroklastik Sembalun merupakan hasil erupsi paroksisma Gunungapi tua Sembalun, menyebar ke arah barat, baratlaut dan berada di atas satuan lava Sembalun, serta di bukaan Kaldera Sembalun yang mempunyai ketebalan 10 – 15 meter. Satuan ini memiliki ciri warna putih kotor kekuningan sampai coklat kemerahan serta coklat gelap dan merah muda, melapuk kuat, tekstur breksi dengan matriks halus – kasar, banyak mengandung juvenile pumice yang melapuk
dengan diameter 5 – 30 cm. Sesar – sesar berkembang yang dikelompokkan menjadi Dinding Kaldera Sembalun, Kawah Propok, Sesar Normal Pusuk, Bonduri, Seribu, Tanakiabang, Lantih, Sesar Lentih, Orok, Libajalin, Batujang, Grenggengan dan Berenong.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Chiodini, G., and Cioni,R., 1989, Gas geobarometry for hydrothermal systems and its application to some Italian geothermal areas, Applied geochemistry, Vol . 4, pp 465-472

Fournier, R.O., 1981. Application of Water Geochemistry Geothermal Exploration and Reservoir Engineering, “Geothermal System: Principles and Case Histories”. John Willey & Sons. NewYork.

Giggenbach, W.F., 1980, Geothermal gas equilibria, Geochimica et cosmo-chimica Acta, Vol 44, pp 2021-2032

Giggenbach, W., Gonfiantini, R., and Panichi, C., 1983, Geothermal Systems. Guidebook on Nuclear Techniques in Hydrology, Technical Reports Series No. 91. International Atomic Energy Agency, Vienna

Giggenbach, W.F., 1988. Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg-Ca Geo-Indicators.Geochemica Acta 52. pp. 2749 – 2765.

Giggenbach, W.F., and Goguel, 1988, Methods for tthe collection and analysis of geothermal and volcanic water and gas samples, Petone New Zealand

Lawless, J., 1995. Guidebook: An Introduction to Geothermal System. Short course. Unocal Ltd.Jakarta.

S.Andi Mangga, S.Atmawinata, B.Hermanto &T.C.Amin, 1994. Geologi Regional Lembar Lombok, Nusatenggara, skala 1: 250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung,Indonesia.

S.Herry, Nasution A., Simanjuntak J. 2000. Sembalun Bumbung geothermal area, Lombok Island,West Nusatenggara, Indonesia ; An Integrated Exploration. Proceeings world geothermal congress. Kyushu, Japan.

Tim Survei Terpadu (Geologi, Geokimia dan Geofisika) Panas Bumi, 2006. Laporan Survei Terpadu Daerah Panas Bumi Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.

Published
2008-11-14
Section
Buletin Sumber Daya Geologi