KARAKTERISTIK GAMBUT BERDASARKAN ANALISIS GEOKIMIA DAN PETROGRAFI ORGANIK DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

  • Priyono Priyono Bidang Batubara, Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi
  • Sigit A. Wibisono Bidang Batubara, Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi
Keywords: Energy source, peat, ombrotrophic, organic geochemistry and organic petrography

Abstract

Gambut merupakan salah satu sumber energi alternatif. Luas lahan gambut Indonesia menempati peringkat keempat di dunia, yaitu sekitar 26 juta hektar. Pemanfaatan dan pengelolaan lahan gambut di Indonesia masih sebatas untuk lahan pertanian dan perkebunan saja, sedangkan pemanfaatan gambut sebagai sumber energi masih belum dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan kualitas gambut sebagai salah satu sumber energi di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Analisis geokimia dan petrografi organik dilakukan terhadap 17 perconto gambut di daerah penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa gambut di daerah penelitian mempunyai nilai kalori 3.098 kal/g s.d. 5.178 kal/g dan termasuk dalam tipe gambut ombrogenus serta diendapkan pada lingkungan yang dipengaruhi pasang surut air (telmatik). Pembentuk gambut didominasi oleh tetumbuhan berbatang lunak (marginal aquatic/herbaceous).

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agus, F. dan Subiksa, I.G.M. (2008): Lahan gambut: potensi untuk pertanian dan aspek lingkungan. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre (ICRAF), Bogor, Indonesia.

Amijaya, H. and Littke, R. (2005): Microfasies and depositional environment of Tertiary Tanjung Enim low rank coal, South Sumatera Basin, Indonesia. International Journal of Coal Geology, vol. 61, p. 197-221.

Anggayana, K. (2002): Diktat kuliah genesa batubara, Departemen Teknik Pertambangan, ITB.

ASTM (1986): Annual book of ASTM standards, American Society for Testing and Materials, Philadelphia, 388, PA.

Calder, J.H., Gibling, M.R., and Mukopadhyay, P.K. (1991): Peat formation in a Westphalian B piedmont setting, Cumberland Basin, Nova Scotia: implications for the maceral-based interpretation of rheotrohic and raised paleo-mires: Bulletin de la Socie´te´ Ge´ologique de France, 162/2, 283-298.

Chou, C.L. (2012): Sulfur in coals: A review of geochemistry and origins. International Journal of Coal Geology, vol. 100, p. 1-13.

Cook, A.C. (1982): The Origin and Petrology of Organic Matter in Coal, Oil Shales and Petroleum Source Rocks, University of Wollongong, Wollongong,N

de Coster, G.L. (1974): The Geology of The Central and South Sumatra Basins, Proceedings Indonesian Petroleum Association, 3rd Annual Convention.

Diessel, C.F.K. (1992): Coal-bearing depositional systems, Springer-Verlag, Berlin, Heidelberg.

Lamberson, M.N., Bustin, R.M., dan Kalkreuth, W. (1991): Lithotype (maceral) composition and variation as correlated with paleowetland environments, Gates Formations, Northeastern British Columbia. Canada; International Journal of Coal Geology, vol. 18, p. 87-124.

Moore, P.D. (1987): Ecological and hydrological aspects of peat formation, dalam Scott A., C. (editor) Coal and coal-bearing strata, recent advances, Geol. Soc. Am. Spec. Publ., vol. 32, p. 7-15.

Ritung, S., Wahyunto, Nugroho, K., Sukarman, Hikmatullah, Suparto, dan Tafakresnanto, C. (2011): Peta Lahan Gambut Indonesia Skala 1:250.000, Badan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Kementrian Pertanian.

Stach, E., Mackowsky, M.Th., Teichmuller, M., Taylor, G.H., Chandra, D., dan Teichmuller, R. (1982): Stach’s textbook of coal petrology, Gebruder, Borntraeger, Berlin, 535 p.

Suwarna, N., Budhitrisna, T., Santosa, S., dan Mangga, A. (1995): Peta Geologi Lembar Rengat, Sumatra, P3G, Bandung.

Published
2018-09-01
Section
Buletin Sumber Daya Geologi