PENENTUAN PERLAPISAN BATUGAMPING FORMASI RAJAMANDALA MENGGUNAKAN METODE GROUND PENETRATING RADAR DI DAERAH PADALARANG, KABUPATEN BANDUNG

  • Hans Elmaury Andreas Siregar Bidang Batubara - PSDMBP
  • Eki Komara
Keywords: fasies batugamping, Formasi Rajamandala, frekuensi alat GPR, pemrosesan data, interpretasi data

Abstract

Batugamping Formasi Rajamandala sangat menarik untuk diteliti karena batuannya tersingkap secara luas di permukaan. Batugamping terbentuk di wilayah laut dangkal yang tersingkap menjadi perbukitan karena gejala tektonik berupa subduksi dan lipatan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Ground Penetrating Radar (GPR) untuk mengetahui sebaran fasies batugamping. Penelitian ini meliputi, pengambilan data pada frekuensi 75 MHz, pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak ReflexW, dan interpretasi data lapangan. Data bor digunakan untuk membantu interpretasi sebaran fasies dalam arah vertikal. Frekuensi antena yang digunakan adalah 75 MHz. Penggunaan frekuensi ini memberikan kemampuan resolusi yang cukup baik dengan jangkauan kedalaman yang memenuhi target. Proses pengolahan data GPR dilakukan dengan tahapan, penapisan noise, penguatan sinyal gelombang, proses bandpass frekuensi, dekonvolusi, stack trace, migrasi kirchoff, penapisan f-k-filter, dan penerapan koreksi statik. Data yang sudah diolah kemudian diinterpretasi dan dianalisis sehingga didapatkan sebaran fasies dan struktur batugamping. Daerah Cikamuning sekitar sumur X merupakan daerah slope dari terumbu, karena didominasi oleh fasies batugamping packstone-grainstone dan floatstone-rudstone dengan arah pengendapan timurlaut - baratdaya.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Annan dan Davis, 1989. Ground Penetrating Radar, Workshop Notes, Sensor & Software Inc.

Baker, G.S., dan Harry, 2007. Stratigraphic analysis using GPR. Geological Society of America.

Baker, P.L., 1991. Response of ground penetrating radar to bounding surfaces and lithofacies variations in sand barrier sequence. Expl Geophys ,22,: h. 19-22.

Dunham, R.J., 1962. Classification Of carbonate rocks according to depositional textures. AAPG Memoir No. 1.

Embry, A.F., dan Klovan, J.E., 1971. Late Devonian reef tract on Northeastern BanksIsland. Canadian Petroleum Geology Bulletin, 19, h. 730-781.

Geological Research Group, 2009. Geology of Rajamandala Complex. Faculty of Earth Sciences and Technology ITB.

Nugroho, D., dkk., 2009. Significance of the sedimentology and stratigrafy for the evolution and demise of the oligocene rajamandala limestone, Padalarang, West Java, Indonesia. Indonesian Petroleum Association.

Sandmeier, K.J., 1998. ReflexW Version 5 Reference Manual. Http://www.sandmeier-eo.de/Reflex/ reflexw.html.

Siregar, S., 2005. Sedimentasi dan model terumbu Formasi Rajamandala di daerah Padalarang-Jawa Barat. Riset Geologi dan Pertambangan, Jilid 16 No.1.

Sudjatmiko, 1972. Peta Geologi Lembar Cianjur, Jawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Published
2016-11-30
Section
Buletin Sumber Daya Geologi